Ikuti akun sosial media kami DI SINI

Teknik Radiografi Dental: Apa itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Ultraman

Mungkin sebagian orang  pernah mendengar istilah radiografi dental.

Saya Pikir hampir sebagian dari kalian sudah familiar dengan istilah ini, terutama jika pernah melakukan pemeriksaan gigi di dokter gigi. 

Namun, apakah kamu tahu apa itu radiografi dental dan bagaimana cara kerjanya? 

Jika belum, maka artikel ini akan menjelaskan hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang teknik radiografi dental.

Apa itu Radiografi Dental?

Gambar rontgen gigi

Radiografi dental adalah teknik pemeriksaan penunjang yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambaran struktur gigi dan rahang secara detail. Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki energi tinggi dan dapat menembus benda padat. 

Ketika sinar-X mengenai gigi dan rahang, sebagian sinar-X akan diserap oleh jaringan keras seperti tulang dan enamel, sedangkan sebagian lainnya akan melewati jaringan lunak seperti gusi dan lidah. Hasilnya, gambaran gigi dan rahang akan tampak berbeda-beda tergantung pada tingkat penyerapan sinar-X oleh jaringan tersebut.

Gambaran yang dihasilkan oleh radiografi dental dapat ditampilkan pada film khusus yang disebut film radiografi, atau pada layar monitor komputer jika menggunakan teknik digital. 

Gambaran ini dapat membantu dokter gigi untuk mendiagnosis berbagai kondisi yang berkaitan dengan gigi dan rahang, seperti karies, penyakit gusi, infeksi, tumor, impaksi, fraktur, dan lain-lain. 

Selain itu, radiografi dental juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti pencabutan, penambalan, pemasangan kawat gigi, implan, dan lain-lain.

Gaji Radiografer di Rumah Sakit Indonesia

Cara Kerja Radiografi Dental

Gambar alat radiografi dental

Untuk melakukan radiografi dental, dokter gigi akan menggunakan alat khusus yang disebut pesawat sinar-X. Pesawat sinar-X terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu tabung sinar-X, kolimator, transformator, timer, dan kontrol panel. 

  • Tabung sinar-X adalah tempat di mana sinar-X dihasilkan dari proses interaksi antara elektron dan target logam. 
  • Kolimator adalah alat yang berfungsi untuk membatasi luas bidang penyinaran sinar-X agar sesuai dengan daerah yang ingin diperiksa. 
  • Transformator adalah alat yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik yang masuk ke pesawat sinar-X agar sesuai dengan kebutuhan. 
  • Timer adalah alat yang berfungsi untuk mengatur lama waktu penyinaran sinar-X. Kontrol panel adalah alat yang berfungsi untuk mengatur faktor-faktor eksposisi sinar-X, seperti kilovoltase (kV), miliamperase (mA), dan detik (s).

Selain pesawat sinar-X, dokter gigi juga akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang diletakkan di dalam mulut pasien. 

Film radiografi adalah bahan yang sensitif terhadap sinar-X dan dapat mengubah energi sinar-X menjadi gambaran hitam putih. 

Sensor digital merupakan  alat yang dapat mengubah energi sinar-X menjadi sinyal elektronik yang kemudian ditampilkan pada layar monitor komputer. 

Film radiografi atau sensor digital ini harus diletakkan sedekat mungkin dengan gigi dan rahang yang ingin diperiksa, agar gambaran yang dihasilkan lebih tajam dan akurat.

Setelah semua alat siap, dokter gigi akan meminta pasien untuk menggigit film radiografi atau sensor digital dengan bantuan alat penahan yang disebut bite-wing. 

Pasien juga harus memakai pelindung timbal yang menutupi leher dan dada, agar terhindar dari paparan sinar-X yang tidak perlu. 

Kemudian, dokter gigi akan mengaktifkan pesawat sinar-X dengan menekan tombol pada kontrol panel. Sinar-X akan keluar dari tabung sinar-X melalui kolimator, dan mengenai gigi dan rahang pasien.

Sebagian sinar-X akan diserap oleh jaringan keras, dan sebagian lainnya akan melewati jaringan lunak dan mengenai film radiografi atau sensor digital. 

Proses ini akan berlangsung selama beberapa detik, tergantung pada faktor eksposisi yang diatur oleh dokter gigi.

Setelah proses penyinaran selesai, film radiografi harus diproses dengan bahan kimia khusus agar gambaran dapat terlihat. 

Proses ini biasanya dilakukan di ruangan gelap yang disebut dark room, atau dengan menggunakan mesin otomatis yang disebut processor.

 Jika menggunakan sensor digital, gambaran akan langsung muncul pada layar monitor komputer tanpa perlu diproses lagi. 

Dokter gigi kemudian akan menilai gambaran yang dihasilkan dan memberikan penjelasan kepada pasien tentang kondisi gigi dan rahangnya.

Jenis-Jenis Radiografi Dental

Gambar jenis-jenis radiografi dental

Terdapat bermacam-macam teknik radiografi dental yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pemeriksaan. 

Namun, secara umum, teknik radiografi dental dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tipe intraoral dan ekstraoral. 

Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan daerah di mana film radiografi atau sensor digital diletakkan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing jenis radiografi dental:

1. Radiografi dental intraoral

Merupakan teknik radiografi dental yang menggunakan film radiografi atau sensor digital yang diletakkan di dalam mulut pasien.

Teknik ini dapat memberikan gambaran detail tentang struktur gigi dan rahang secara individu atau sebagian. Teknik radiografi dental intraoral yang paling umum digunakan adalah teknik periapikal, teknik bitewing, dan teknik oklusal.

2. Radiografi dental ekstraoral

Merupakan sebuah teknik radiografi dental yang menggunakan film radiografi atau sensor digital yang diletakkan di luar mulut pasien. 

Teknik ini dapat memberikan gambaran luas tentang rahang dan tengkorak secara keseluruhan atau sebagian. 

Teknik radiografi dental ekstraoral yang paling umum digunakan adalah teknik panoramik, teknik lateral, teknik postero anterior, teknik antero posterior, dan teknik cephalometri.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing teknik radiografi dental intraoral dan ekstraoral:

Tugas Radiografer di Rumah sakit

Teknik Radiografi Dental Intraoral

Teknik radiografi dental intraoral adalah teknik yang menggunakan film radiografi atau sensor digital yang diletakkan di dalam mulut pasien. Teknik ini dapat memberikan gambaran detail tentang struktur gigi dan rahang secara individu atau sebagian. 

Teknik radiografi dental intraoral yang paling umum digunakan adalah teknik periapikal, teknik bitewing, dan teknan darah Daerah lateral adalah daerah yang meliputi gigi-gigi sisi kanan atau kiri rahang atas atau bawah. 

Untuk memeriksa daerah ini, sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital dengan sudut vertikal sekitar 90 derajat untuk rahang atas dan bawah.

Teknik oklusal dapat memberikan gambaran yang luas dan jelas tentang gigi-gigi rahang atas atau bawah, namun memiliki beberapa keterbatasan, seperti sulitnya menempatkan film radiografi atau sensor digital di dalam mulut pasien, adanya distorsi atau superimposisi gambaran, dan adanya paparan sinar-X yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik intraoral lainnya.

Kelebihan dan Keterbatasan Teknik Radiografi Dental Intraoral

Teknik radiografi dental intraoral memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan yang perlu diketahui oleh dokter gigi dan pasien.

  • Kelebihan:
    • Teknik radiografi dental intraoral dapat memberikan gambaran yang detail dan akurat tentang struktur gigi dan rahang secara individu atau sebagian.
    • Teknik radiografi dental intraoral dapat membantu dokter gigi untuk mendiagnosis berbagai kondisi yang berkaitan dengan gigi dan rahang, seperti karies, penyakit gusi, infeksi, tumor, impaksi, fraktur, dan lain-lain.
    • Teknik radiografi dental intraoral dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti pencabutan, penambalan, pemasangan kawat gigi, implan, dan lain-lain.
    • Teknik radiografi dental intraoral memiliki biaya yang relatif murah dan mudah dilakukan.
  • Keterbatasan:
    • Teknik radiografi dental intraoral dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit pada pasien, terutama jika film radiografi atau sensor digital tidak diletakkan dengan benar di dalam mulut pasien.
    • Teknik radiografi dental intraoral dapat menyebabkan gambaran yang terdistorsi atau terpotong, terutama jika film radiografi atau sensor digital tidak sejajar dengan gigi atau rahang yang ingin diperiksa, atau jika sinar-X tidak mengenai film radiografi atau sensor digital dengan sudut yang tepat.
    • Teknik radiografi dental intraoral dapat menyebabkan paparan sinar-X yang berlebihan pada pasien, terutama jika teknik yang digunakan tidak sesuai dengan standar keselamatan radiasi.
    • Teknik radiografi dental intraoral tidak dapat memberikan gambaran yang luas tentang rahang dan tengkorak secara keseluruhan, sehingga membutuhkan teknik radiografi dental ekstraoral untuk melengkapi pemeriksaan.

Teknik Periapikal

Gambar teknik periapikal

Teknik periapikal adalah teknik radiografi dental intraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran lengkap tentang gigi dan tulang penyangga (alveolar) secara individu. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi akar gigi, ligamen periodontal, dan tulang alveolar, serta adanya karies, abses, kista, granuloma, atau resorpsi akar. 

Teknik ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil perawatan endodontik, seperti saluran akar dan obturasi.

Untuk melakukan teknik periapikal, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran kecil (2 x 3 cm) dan diletakkan di dalam mulut pasien dengan bantuan alat penahan yang disebut holder.

Film radiografi atau sensor digital ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga ujungnya sejajar dengan ujung akar gigi yang ingin diperiksa.

Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut tertentu, tergantung pada metode yang digunakan. 

Ada dua metode yang umum digunakan dalam teknik periapikal, yaitu metode paralel dan metode bisektor.

Metode paralel adalah metode yang mengharuskan film radiografi atau sensor digital diletakkan sejajar dengan sumbu panjang gigi. 

Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital secara tegak lurus. Metode ini dapat menghasilkan gambaran yang akurat dan tidak terdistorsi, namun membutuhkan ruang yang cukup di dalam mulut pasien. 

Metode bisektor adalah metode yang mengharuskan film radiografi atau sensor digital diletakkan sedekat mungkin dengan gigi, sehingga membentuk sudut bisektor antara sumbu panjang gigi dan bidang film radiografi atau sensor digital. 

Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital dengan sudut yang sama dengan sudut bisektor tersebut. 

Metode ini dapat menghemat ruang di dalam mulut pasien, namun dapat menyebabkan gambaran yang terdistorsi atau terpotong.

Gaji Marketing di Rumah Sakit

Teknik Bitewing

Gambar teknik bitewing

Teknik bitewing adalah teknik radiografi dental intraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran sebagian dari gigi-gigi rahang atas dan bawah secara bersamaan. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi permukaan gigi, kontak interproksimal, dan tinggi tulang alveolar, serta adanya karies, penyakit gusi, atau restorasi. Selain itu, Teknik ini juga bisa dipakai untuk mengevaluasi oklusi gigi, yaitu hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan bawah saat menggigit.

Untuk melakukan teknik bitewing, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran sedang (3 x 4 cm) dan diletakkan di dalam mulut pasien dengan bantuan alat penahan yang disebut bite-wing. 

Film radiografi atau sensor digital ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga bagian tengahnya sejajar dengan permukaan gigi yang ingin diperiksa. 

Kemudian, dokter gigi akan meminta pasien untuk menggigit alat penahan tersebut, sehingga film radiografi atau sensor digital tetap stabil di posisinya. 

Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut horizontal sekitar 10 derajat dan sudut vertikal sekitar 5 derajat.

 Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital secara tegak lurus dengan permukaan gigi.

Teknik Oklusal

Gambar teknik oklusal

Teknik oklusal adalah teknik radiografi dental intraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran luas dari gigi-gigi rahang atas atau bawah secara keseluruhan. Teknik ini dapat menunjukkan kondisi gigi-gigi anterior, posterior, dan lateral, serta adanya gigi tambahan, gigi bungsu, impaksi, fraktur, atau benda asing. Teknik ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara rahang atas dan bawah, serta bentuk lengkung gigi.

Untuk melakukan teknik oklusal, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran besar (5 x 7 cm) dan diletakkan di dalam mulut pasien dengan bantuan alat penahan yang disebut holder. 

Film radiografi atau sensor digital ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh gigi-gigi rahang atas atau bawah yang ingin diperiksa. 

Kemudian, dokter gigi akan meminta pasien untuk menggigit alat penahan tersebut, sehingga film radiografi atau sensor digital tetap stabil di posisinya. 

Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut horizontal sekitar 0 derajat dan sudut vertikal tergantung pada daerah yang ingin diperiksa. 

Ada tiga daerah yang umum diperiksa dengan teknik oklusal, yaitu daerah anterior, daerah posterior, dan daerah lateral.

  • Daerah anterior merupakan daerah yang meliputi gigi-gigi insisivus dan kaninus rahang atas atau bawah. Untuk memeriksa daerah ini, sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital dengan sudut vertikal sekitar 65 derajat untuk rahang atas dan sekitar 55 derajat untuk rahang bawah. 
  • Daerah posterior adalah daerah yang meliputi gigi-gigi premolar dan molar rahang atas atau bawah. Untuk memeriksa daerah ini, sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital dengan sudut vertikal sekitar 75 derajat untuk rahang atas dan sekitar 90 derajat untuk rahang bawah. 
  • Daerah lateral adalah daerah yang meliputi gigi-gigi sisi kanan atau kiri rahang atas atau bawah. Untuk memeriksa daerah ini, sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital dengan sudut vertikal sekitar 90 derajat untuk rahang atas dan bawah.

Teknik Radiografi Dental Ekstraoral

Teknik radiografi dental ekstraoral adalah teknik yang menggunakan film radiografi atau sensor digital yang diletakkan di luar mulut pasien. 

Teknik ini dapat memberikan gambaran luas tentang rahang dan tengkorak secara keseluruhan atau sebagian. 

Teknik radiografi dental ekstraoral yang paling umum digunakan adalah teknik panoramik, teknik lateral, teknik postero anterior, teknik antero posterior, dan teknik cephalometri.

1. Teknik Panoramik

Gambar teknik panoramik

Teknik panoramik adalah teknik radiografi dental ekstraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran keseluruhan dari gigi-gigi, rahang, dan tengkorak dalam satu bidang gambar. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi gigi-gigi, tulang rahang, sendi temporomandibular, sinus maksilaris, foramen mandibula, dan struktur lainnya, serta adanya impaksi, tumor, fraktur, atau kelainan bawaan. 

Teknik ini juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti pemasangan kawat gigi, implan, atau bedah rahang.

Untuk melakukan teknik panoramik, dokter Untuk melakukan teknik panoramik, dokter gigi akan menggunakan pesawat sinar-X khusus yang disebut pesawat sinar-X panoramik. 

Pesawat sinar-X panoramik terdiri dari tabung sinar-X yang bergerak mengelilingi kepala pasien, dan film radiografi atau sensor digital yang bergerak berlawanan arah dengan tabung sinar-X. 

Film radiografi atau sensor digital ini berukuran besar (15 x 30 cm) dan diletakkan di belakang kepala pasien. 

Pasien harus berdiri atau duduk tegak di depan pesawat sinar-X panoramik, dan memasukkan gigi-giginya ke dalam alat penahan yang disebut bite-block. 

Pasien juga harus memakai pelindung timbal yang menutupi leher dan dada, serta memegang pegangan yang disediakan oleh pesawat sinar-X panoramik. 

Kemudian, dokter gigi akan mengaktifkan pesawat sinar-X panoramik dengan menekan tombol pada kontrol panel. 

Tabung sinar-X dan film radiografi atau sensor digital akan bergerak secara bersamaan mengelilingi kepala pasien, dan menghasilkan gambaran panoramik dalam waktu sekitar 10 detik.

2. Teknik Lateral

Teknik lateral adalah teknik radiografi dental ekstraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran samping dari rahang dan tengkorak. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi tulang rahang, sendi temporomandibular, sinus maksilaris, dan struktur lainnya, serta adanya tumor, fraktur, atau kelainan bawaan. Teknik ini juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti bedah rahang atau pemasangan implan.

Untuk melakukan teknik lateral, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran besar (18 x 24 cm) dan diletakkan di belakang kepala pasien. 

Pasien harus berdiri atau duduk tegak di depan pesawat sinar-X, dan menempelkan sisi kanan atau kiri wajahnya ke film radiografi atau sensor digital. 

Pasien juga harus memakai pelindung timbal yang menutupi leher dan dada, serta memegang pegangan yang disediakan oleh pesawat sinar-X. 

Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut horizontal sekitar 0 derajat dan sudut vertikal sekitar 0 derajat. 

Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital secara tegak lurus dengan bidang sagital (bidang yang membagi tubuh menjadi kanan dan kiri).

3. Teknik Postero Anterior

Gambar teknik postero anterior

Teknik postero anterior adalah teknik radiografi dental ekstraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran depan dari rahang dan tengkorak. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi tulang rahang, sinus maksilaris, dan struktur lainnya, serta adanya tumor, fraktur, atau kelainan bawaan. 

Teknik ini juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti bedah rahang atau pemasangan implan.

Untuk melakukan teknik postero anterior, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran besar (18 x 24 cm) dan diletakkan di belakang kepala pasien. 

Pasien harus berdiri atau duduk tegak di depan pesawat sinar-X, dan menghadapkan wajahnya ke film radiografi atau sensor digital. 

Pasien juga harus memakai pelindung timbal yang menutupi leher dan dada, serta memegang pegangan yang disediakan oleh pesawat sinar-X. Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut horizontal sekitar 0 derajat dan sudut vertikal sekitar 0 derajat. 

Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital secara tegak lurus dengan bidang koronal (bidang yang membagi tubuh menjadi depan dan belakang).

4. Teknik Antero Posterior

Teknik antero posterior adalah teknik radiografi dental ekstraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran belakang dari rahang dan tengkorak. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi tulang rahang, sinus maksilaris, dan struktur lainnya, serta adanya tumor, fraktur, atau kelainan bawaan. 

Teknik ini juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti bedah rahang atau pemasangan implan.

Untuk melakukan teknik antero posterior, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran besar (18 x 24 cm) dan diletakkan di depan kepala pasien. 

Pasien harus berdiri atau duduk tegak di depan pesawat sinar-X, dan membelakangkan wajahnya ke film radiografi atau sensor digital. 

Pasien juga harus memakai pelindung timbal yang menutupi leher dan dada, serta memegang pegangan yang disediakan oleh pesawat sinar-X. 

Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut horizontal sekitar 0 derajat dan sudut vertikal sekitar 0 derajat. 

Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital secara tegak lurus dengan bidang koronal (bidang yang membagi tubuh menjadi depan dan belakang).

5. Teknik Cephalometri

Gambar teknik cephalometri

Teknik cephalometri adalah teknik radiografi dental ekstraoral yang digunakan untuk menghasilkan gambaran samping dari tengkorak. 

Teknik ini dapat menunjukkan kondisi tulang tengkorak, rahang, dan gigi, serta adanya pertumbuhan, perkembangan, atau kelainan bawaan. 

Teknik ini juga dapat digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi prosedur perawatan gigi, seperti pemasangan kawat gigi, bedah rahang, atau bedah ortognatik.

Untuk melakukan teknik cephalometri, dokter gigi akan menggunakan film radiografi atau sensor digital yang berukuran besar (18 x 24 cm) dan diletakkan di belakang kepala pasien. 

Pasien harus berdiri atau duduk tegak di depan pesawat sinar-X, dan menempelkan sisi kanan atau kiri wajahnya ke film radiografi atau sensor digital. 

Pasien juga harus memakai pelindung timbal yang menutupi leher dan dada, serta memegang pegangan yang disediakan oleh pesawat sinar-X. 

Kemudian, dokter gigi akan mengarahkan sinar-X dari tabung sinar-X ke film radiografi atau sensor digital dengan sudut horizontal sekitar 0 derajat dan sudut vertikal sekitar 0 derajat.

 Sinar-X harus mengenai film radiografi atau sensor digital secara tegak lurus dengan bidang sagital (bidang yang membagi tubuh menjadi kanan dan kiri).

Gaji Ahli Gizi di rumah sakit

Kesimpulan

Radiografi dental adalah teknik pemeriksaan penunjang yang menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambaran struktur gigi dan rahang secara detail. 

Radiografi dental dapat membantu dokter gigi untuk mendiagnosis, merencanakan, dan mengevaluasi berbagai kondisi dan prosedur yang berkaitan dengan gigi dan rahang. 

Radiografi dental dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tipe intraoral dan ekstraoral, tergantung pada daerah di mana film radiografi atau sensor digital diletakkan. 

Tipe intraoral dapat memberikan gambaran detail tentang struktur gigi dan rahang secara individu atau sebagian, sedangkan tipe ekstraoral dapat memberikan gambaran luas tentang rahang dan tengkorak secara keseluruhan atau sebagian. 

Ada bermacam-macam teknik radiografi dental yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pemeriksaan, seperti teknik periapikal, teknik bitewing, teknik oklusal, teknik panoramik, teknik lateral, teknik postero anterior, teknik antero posterior, dan teknik cephalometri. 

Setiap teknik memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing, sehingga dokter gigi harus memilih teknik yang paling sesuai untuk kasus pasien.

Demikianlah artikel yang membahas tentang teknik radiografi dental. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang dunia kedokteran gigi. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

WASPADA PENIPUAN!

Hati-hati terhadap penipuan bermodus lowongan kerja yang meminta sejumlah uang maupun penggantian biaya transportasi dan akomodasi.

Proses rekrutmen juga tidak bekerjasama dengan pihak manapun, termasuk biro perjalanan (travel agent).

Jika melalui email, teliti email pengirim apakah sama dengan email resmi yang digunakan saat mengirim lamaran, jika lampiran file kurang meyakinkan (format berantakan) sudah pasti itu palsu.

Ingat, Proses Rekrutmen Tidak Dipungut Biaya.

Semua lowongan memiliki sumber yang terpercaya, valid, dan terbaru.

Kami mendapatkan info lowongan ini dari Sosial Media Instansi (feed/instastory).

Serta dari Human Resource, Recruiter, Talent Acquisition, maupun Karyawannya.

Persetujuan Cookie
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda..
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Terdeteksi!

Kami telah mendeteksi bahwa Anda menggunakan Plugin Adblocking di browser Anda.

Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs ini.

Kami meminta Anda untuk memasukkan situs web kami ke dalam Whitelist di Plugin Adblocking Anda.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.